PENS-ITS --> LLU

It Was TEKNOLOGI INFORMASI,Now LLU

Sabtu, 29 September 2007

Analisis Tingkat Kerawanan Bencana Alam Geologi Basis Teknologi Sistem informasi Geografi (SIG) di Daerah gunung Halu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat

Ditulis oleh Adang Saputra
Senin, 22 Mei 2006

Daerah Gunung Halu dan sekitarnya, Kabupaten Bandung, merupakan daerah bentang alam pegunungan maupun perbukitan yang sebagian besar memiliki sudut kemiringan lereng yang cukup terjal dengan kondisi geologi, lahan, curah hujan, tanah, keairan yang dapat mendukung proses terjadinya bencana alam geologi. Bencana alam geologi dimaksud lebih dititik beratkan pada bencana yang terkait dengan longsor, gempabumi.

Pada daerah-daerah tersebut di atas sering terjadi proses bencana alam seperti longsor atau gempabumi, banjir atau kekeringan yang mengakibatkan korban jiwa dan kerugian harta benda yang tidak sedikit. Tanah yang subur dan pelapukan batuan yang relatif tebal telah membuat masyarakat tertarik untuk bermukim pada daerah lereng pegunungan, bahkan sering memotong kaki tebing untuk memperluas lahannya. Di lain pihak mereka tidak menyadari bahwa lahan yang mereka manfaatkan merupakah wilayah rawan bencana alam.

Bencana alam sulit diprediksi kapan akan terjadinya dan berjalan dengan sangat cepat sehingga masyarakat tidak sempat menghindar dari bencana alam tersebut. Salah satu upaya guna meredam jumlah korban dan kerugian harta benda adalah dengan menumbuhkan tingkat kesadaran masyarakat tentang bahaya bencana alam dengan cara menyediakan informasi bencana alam atau sistem informasi lainnya.
Data hasil penelitian dan pemetaan peneliti terdahulu di daerah ini telah banyak terkumpul di isntansi-intansi terkait seperti peta gerakan, geologi, kelas lereng, lahan, isoseismal, curah hujan, dan data lainnya. Dengan memanfaatkan teknologi Sistem Informasi Geografi (SIG/GIS), kita dapat melakukan analisis spasial dengan cara tumpang susun (mengoverlaykan) peta-peta di atas dengan sistem pembobotan untuk menghasilkan peta tingkat kerawanan bencana alam geologi yang diklasifikasi kedalam tingkat Sangat Rawan Bencana, Rawan Bencana, Agak Rawan dan Tidak Rawan.

Peta hasil analisis spasial di atas, diharapkan menjadi sumber informasi masyarakat setempat mengenai kerawanan bencana alam, juga bagi pemerintah setempat dapat digunakan untuk perencanaan pembangunan dan perencanaan penataan ruang yang terhindar dari risiko bencana alam atau setidaknya diminimumkan. Oleh karena itu, usaha melakukan analisis-analisis spasial bahaya bencana alam geologi di suatu daerah menjadi penting dalam upaya Mitigasi Bencana Alam Geologi maupun Pengembangan/pembangunan wilayah yang berwawasan lingkungan. Tentu saja untuk menghasilkan informasi spasial yang akurat perlu didukung data/peta yang lengkap dan akurat juga.

Terakhir kali diperbaharui ( Senin, 19 Juni 2006 )

Tidak ada komentar:

Laman