PENS-ITS --> LLU

It Was TEKNOLOGI INFORMASI,Now LLU

Rabu, 24 Oktober 2007

Artificial Intelligence

PERNAHKAH anda membayangkan dapat berbicara dengan seseorang yang telah meninggal 5 tahun lalu? Jangan keburu membayangkan bahwa anda harus mendatangi seorang cenayang untuk mengobrol dengan ’arwah’. Robot-robot pintar yang mengadopsi karakter manusia, termasuk yang telah wafat sekalipun, kini dapat menghadirkan kembali kenangan masa lalu anda. Siapapun, apakah itu leluhur atau tokoh selebritis bahkan diri anda sekalipun dapat ditransformasi dalam bentuk robot yang pintar berkomunikasi atau chat bot. Kendati wujud robot itu tidak berbentuk robot bertubuh manusia yang telah biasa kita kenal, melainkan sebuah perangkat komputer pintar, teknologi ini telah memungkinkan Elvis Presley, John Lennon atau mungkin almarhum nenek anda dihadirkan kembali. Teknologi yang memungkinkan kita ‘berkomunikasi’ dengan orang yang telah meninggal adalah salah satu dari banyak aplikasi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan tiruan. Sistem AI mengolah rekaman pembicaraan subjek chatbot sehingga menghasilkan percakapan yang lebih variatif. Sosok Alice dan Luci chatbot yang dapat diakses lewat internet dapat diajak mengobrol serta dirancang mampu mengembangkan sendiri kemampuan berkomunikasinya. AI dan RobosapiensAktivitas research and development (R&D) AI yang berwujud robotik yang paling mutakhir adalah berbagai jenis robosapiens. Robot pintar ini memiliki karakter mirip manusia yang nyaris juga memiliki ‘perasaan’. Salah satu temuan robosapien yang paling menyerupai sifat manusia adalah AIBO. Melalui situs www.aibo.com terungkap jelas bahwa AIBO, si anjing pintar keluaran Sony itu merupakan salah satu jenis robosapien yang berbasis pada AI. Robot entertainment yang mampu berkomunikasi dengan lingkungannya ini dilengkapi dengan sensor visual, telinga buatan serta indra peraba. AI yang diterapkan dalam AIBO memungkinkan ia mampu memunculkan berbagai ekspresi sesuai insting, emosi berkat perangkat sensor yang dimilikinya.Perangkat teknologi tinggi yang dijual seharga US$ 12.000 ini bahkan mampu membentuk kepribadian yang khas sebagai hasil interaksinya dengan orang dan lingkungan di sekelilingnya. AIBO juga dapat belajar dari pengalaman serta diajak bermain games dengan menambahkan Memory Stick dan Wireless LAN Card. Robot ini juga dapat dikendalikan dari jarak jauh secara real-time melalui kamera. AIBO bahkan dapat membantu anda membaca e-mail yang anda terima, jika anda rajin melatihnya maka anjing buatan ini juga akan lebih pintar. Selain AIBO, masih banyak robosapien lainnya yang bersifat humanoid. Setelah sebelumnya Honda memunculkan ASIMO ‘kakak’ AIBO yang belum secanggih AIBO, kini terus terjadi pengembangan teknologi untuk menjadikan robot itu lebih pintar sekaligus lebih manusiawi.Regenerasi juga terjadi pada AIBO serta robot cerdas lainnya seperti PArtner type PErsonal Robot (PaPeRo) buatan NEC serta Robot PINOkio buatan Kitano Symbiotic System Project Tokyo. Selain berukuran kian mungil, robosapien kini tak cuma terkesan imut namun juga dapat membantu kegiatan anda di rumah sekaligus menghibur. Karena jelas disukai pasar, kini perusahaan-perusahaan raksasa dunia mulai berkonsentrasi mengembangkan robosapien sebagai barang konsumsi.AI, dari Fiksi Ilmiah ke Realitas Imajinasi manusia tentang mahluk kaleng yang cerdas telah muncul sejak munculnya tokoh robot pintar Mr Data di Film Star Trek, Number Five dalam Film Short Circuit serta HAL dari A Space Odyssey. Khayalan itu sejak 1960 mulai dirintis menjadi kenyataan oleh John McCharthy. McCharthy dari Massachusets Institute of Technology (MIT) berupaya mengembangkan bahasa pemrograman komputer yang mampu berpikir.AI yang secara harfiah diartikan sebagai kecerdasan buatan yang meniru pola pikir manusia, setelah melalui proses pengembangan dan riset mendalam kini AI mampu menjadi sistem yang bisa belajar, mengenali dan memutuskan seperti yang ditempuh manusia.Sedangkan, definisi tentang AI sendiri masih menjadi perdebatan. Menurut paper tertulis Adang Suwandi Ahmad dari Intelligent System Research Group Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung, AI memiliki dua dimensi yaitu peniruan perilaku dan peniruan cara berpikir. Sistem berbasis AI biasanya diprogram untuk mampu belajar dengan memasukkan beberapa jenis input dan target yang diinginkan. Setelah beberapa kali pelatihan, maka sistem tersebut bisa mengeluarkan output sesuai yang diinginkan. Menurut alumni Teknik elektro ITB, pemerhati tele-robotika Anugrah Kusuma, AI kini telah mampu melakukan peniruan cara berpikir manusia. “Kini AI bukan lagi menggunakan logika fuzzy sederhana (sistem ini kini banyak dipakai dalam mesin cuci otomatis-red) yaitu jika kondisinya A maka akan direspon B. AI yang diterapkan sekarang sudah memasukkan unsur peniruan sense manusia,” ujar Nugie, panggilan akrab Anugrah.Pengembangan konsep AI, kata Iman H. Kartowisastro, Ph.D, Ketua Jurusan Sistem Komputer Universitas Bina Nusantara Jakarta yang juga pakar robotik, sebenarnya mengalami sejarah yang sangat panjang. Sejak zaman Plato telah dikenal prinsip ‘Manusia akan dapat hidup terus karena memiliki intelegensi”. Namun, AI yang hanya mengandalkan logika dan hitungan matematis ternyata tidak dapat menjadi solusi. Banyak hal lain seperti spiritualitas, kebudayaan, dan rasa merupakan bagian tidak terpisahkan dari intelegensi manusia. “Teknik melakukan nalar yang dikembangkan dalam AI, masih jauh dari kemampuan manusia bahkan dengan hewan sekalipun. Karena itu, maka dalam AI terus dikembangkan untuk bisa mencari solusi-solusi dari permasalahan di luar matematika,” ujar Iman. Sistem operasi AI memang berbasis pada algoritma yang menjadi kajian Informatika. Kini pengembangan AI telah meliputi berbagai aspek. Pertama, pemrosesan bahasa alamiah, ditujukan untuk menjadikan komputer mampu berkomunikasi langsung dengan manusia. Kedua, AI dikembangkan untuk meniru pola pikir seorang ahli atau pakar. Metode ini banyak digunakan dalam dunia kedokteran, teknik sipil dan teknik industri. Ketiga, AI diterapkan dalam logika fuzzy yang mengadopsi penilaian yang dilakukan manusia terhadap suatu kebenaran. Pada kebyanakan sistem digital, kebenaran dinilai benar atau salah (0 atau 1). Padahal, dalam penilaian manusiaa terdapat suatu kebimbangan antara benar atau salah. Sistem-sistem yang menggunakan logika fuzzy ini memperhitungkan kebimbangan nilai benar dan salah tersebut. Keunggulan dari logika fuzzy ini adalah membuat sistem menjadi lebih baik.Keempat, Jaringan Syaraf Tiruan adalah suatu metode yang mengadopsi proses berpikir dalam otak manusia. Metode ini berisi proses stimulasi-stimulasi yang berlangsung dalam otak yang diterjemahkan dalam simbol, nilai dan bobot. Metode ini mempunyai keunggulan dalam hal proses pembelajaran. Kelima, Algoritma Genetika adalah suatu metode yang mengadopsi proses seleksi alamiah yang terdapat dalam teori evolusi. Dasar permikiran dari metode ini adalah bahwa sesuatu yang baik yang diperoleh dari induk-induk yang baik. Metode ini sangat baik dalam optimasi.Intinya, AI dapat diaplikasikan dalam fungsi searching, natural language processing, pengenalan pola dan pandangan, logika dan ketentuan serta expert system. Software AI bahkan dapat mereproduksi sebuah soft ware kembali.“AI sebenarnya alogaritma yang dituangkan dalam software. Sedangkan implementasinya, hardware sekarang sudah lebih canggih. Sehingga bisa dalam beragam bentuk, sesuai dengan keinginan. Data juga tidak harus disimpan dalam disket atau CD ROM, tetapi bentuk chip. Di era 1980-an mulai banyak kegiatan untuk mrngembangkan Artificial Intelegency. Di Amerika dilakukan di MIT atau Inggris di University of Eidenberg. Saat ini, Artificial Intelegency sedang mengalami perkembangan dalam bentuk aplikasi komersial. Seperti dalam bidang kedokteran, robot, games, dan sebagian besar untuk kebutuhan militer,” ujar Iman. AI dan Robotik Menurut Iman, aplikasi AI di bidang robotik, selain akan menghasilkan wujud robosapiens juga akan mampu mengahasilkan sosok robot yang mandiri atau autonomous “Jika ini terjadi, maka Ai akan akan terus survive. Setiap AI akan menciptakan AI yang baru,” ujar Iman.Namun, kata Iman, penerapan secara komersial AI di bidang robotik saat ini lebih mengarah games . Namun, tentunya wujud robotik dalam pengembangan AI terhitung paling ideal. Kini beberapa raksasa industri dunia tengah berlomba-lomba menciptakan karakter robot berbasis AI yang lebih humanis. Bahkan, aplikasi AI di bidang industri justru memiliki aspek pengembangan yang lebih terbatas. “ Di bidang industri memang ada pengembangan AI, tapi itu pun masih terbatas. Sebab, AI diciptakan untuk membuat nilai tambah unstuk bisa melakukan sesuatu dengan banyak kemungkinannya. Sedang, industri relatif lebih sempit kemungkinannya, tanpa filosofi atau spiritual. Karena tiap tahap produksi sudah diplot jalur kegiatannya. Pada proses ini, AI sulit untuk dikembangkan dan lebih disederhanakan perannya,” ujar Iman. Kendati menurut Iman aplikasi AI di bidang industri lebih sederhana, ternyata penerapan AI seperti yang diterapkan oleh IBM dengan software Computer Aided Three Dimensional Interactive Application (CATIA) sebagai perangkat yang dipakai industri saat mempersiapkan produk baru. CATIA dengan pintar menghitung untung rugi dikeluarkannya produk baru dengan mengkalkulasi semua line produksi.

Tidak ada komentar:

Laman