Bukanlah hal yang rahasia bahwa pemasaran melalui situs pencari dapat mendorong naiknya kunjungan ke suatu situs web. Karena 85% dari para pengguna internet menggunakan
situs pencari untuk memperoleh dan melakukan riset tentang apa pun mulai dari informasi maupun barang dan jasa.
Namun masalahnya, tidak banyak perusahaan-perusahaan termasuk di Indonesia yang menyadari pentingnya pemasaran melalui situs pencari yang seharusnya mereka jadikan satu ke dalam bagian dari "marketing mix"-nya mereka.
Karena itu artikel ini akan menyorot persepsi atau mitos yang salah yang selama ini menghinggapi banyak dari perusahaan-perusahaan sekalipun mereka memiliki situs web.
Mitos #1 Pengunjung yang berasal dari situs pencari tidak sepenting mereka yang berasal dari strategi pemasaran tradisional (brosur, surat kabar, TV, radio, dst.)
Persepsi ini benar-benar salah, yang benar adalah bahwa banyak institusi tidak tahu menahu soal pemasaran jenis ini, karena itu mereka mengabaikan bentuk promosi melalui situs pencari.
Mereka sebenarnya tidak mau merekomendasikan apa yang mereka tidak mengerti maupun memanfaatkan sarana pemasaran yg interaktif yang menuntut keahlian khusus akan teknologi dan prosesnya.
Kenyataannya justru sebaliknya, bahwa kunjungan yang dikontribusi melalui situs pencari bisa terdiri dari orang per orang yang memang khusus mencari informasi, bukan mereka yang sekadar ingin tahu karena dirangsang oleh publikasi atau brosur yang menyolok.
Dan kalau kita analisa lagi melalui data bahwa biaya yg dibutuhkan untuk menarik para prospek ke situs web sangat lebih terjangkau dibandingkan metode pemasaran tradisional lainnya.
Mitos #2 Pemasaran Melalui Situs Pencari dapat dilakukan sendiri atau melalui perusahaan pembuat desain web
Mereka menyangka bahwa hal itu mudah dilakukan hanya dengan melakukan "submit" situs web korporat mereka ke situs pencari,dan dilakukan hanya oleh orang IT, atau webmaster dari perusahaan tersebut.
Padahal kenyataannya, untuk melakukan pemasaran melalui situs pencari mereka harus mengerti hal-hal dasar seperti ; teknik menggunakan keyword yang tepat, begitu juga meta tags maupun judul yang sesuai dengan industri korporat Anda atau produk bisnis mereka.
Padahal untuk memilih keyword yang tepat harus dilakukan khususnya oleh tim pemasaran bukan oleh orang IT yang tidak mengenal konsep bisnis dan pemasaran maupun produk pesaing.
Apalagi bila itu dilakukan oleh perusahaan-perusahaan desain web yang tanpa tahu menahu tentang spesifikasi produk maupun segmen pasar dari produk korporat Anda.
Mitos #3 Melakukan "submit" situs web cukup melalui suatu perangkat lunak yang dapat mengirimkan situs Anda ke berbagai situs pencari.
Hal ini sangat tidak tepat dan jauh dari kebenarannya.
Dibutuhkan banyak perenungan dan waktu untuk mengidentifikasi keyword yg tepat (bukan sekadar kata-kata tertentu), termasuk juga waktu untuk melakukan optimisasi isi dari keyword semacam itu.
Perangkat lunak memang dalam taraf tertentu cukup membantu dalam melakukan submit secara otomatis. Namun Anda tidak dapat mengharapkan hal itu demikian mudahnya, ditambah lagi ada begitu banyak orang yang juga menggunakan perangkat lunak yang sama, maka bagaimana situs web Anda dapat bersaing untuk dapat dikenali atau terdaftar oleh situs pencari. Prosesnya cukup rumit. Disamping itu juga terdapat persaingan memperebutkan "keyword" tertentu. Bayangkan diperkirakan terdapat 5 hingga 10 juta domain yg sudah terdaftar belum lagi 60.000 domain baru didaftarkan setiap harinya. Bagaimana Anda bisa bersaing dengan mereka?
Mitos #4 Yang penting terdaftar di situs pencari.
Jelas ini adalah kekeliruan yang lain. Jika situs web Anda tidak muncul di 3 lembar pertama, maka kemungkinan situs web Anda akan dikunjungi akan sangat sedikit. Karena kebanyakan
orang enggan untuk mencari lebih dalam lagi.
Mitos #5 Menggunakan nama URL atau nama produk tertentu
Memang dahulu, hal ini benar, namun bayangkan Anda harus berebutan nama-nama url yang sudah tinggal 24% lagi dari TLD akhiran .com? Kecuali Anda mau membeli nama-nama URL
dan TLD selain .com. Dan tentu hal itu cukup membuang-buang sumber daya.
PENS-ITS --> LLU
It Was TEKNOLOGI INFORMASI,Now LLU
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar